Jumat, 05 Maret 2010

Tundukkan Pandanganmu


Disarikan dari kitab "Shahifah as Shadiqiyyah"
Imam Ja'far as Shadiq




Ketahuilah, tidak ada rangkaian berkah dan manfaat yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan rangkaian berkah dan manfaat yang akan tercurah kepada hamba yang menundukkan pandangannya. Hal ini terjadi jika sang hamba memelihara agar pandangannya tidak tertuju kepada sesuatu yang diharamkan serta tidak disukai Allah, kecuali jika tajalli keagungan dan keindahan telah bersemayam dihati hamba. (Maksud Imam adalah jika seorang hamba yang hatinya telah dirahmati oleh Allah, maka meskipun pandangannya tertuju kepada hal-hal yang tidak baik niscaya hal itu tidak akan mempengaruhi kondisi batin sang hamba. Atau hamba itu melihat sesuatu yang haram dengan tujuan untuk memperbaikinya. Misalnya saja jika seorang hamba melihat perempuan yang membuka auratnya, namun hamba itu tidak tergoda malahan memberikan nasihat kepada si perempuan itu yang dengan rahmat Allah perempuan itu akan menjadi sadar)

Pemimpin kaum beriman, Imam Ali bin Abi Thalib (Semoga kedamaian tercurah kepadanya) pernah ditanya apakah hal yang dapat membantu kita memelihara pandangan, kemudian beliau berkata “Memohon bantuan sambil menghinakan diri ke haribaan Dia Yang mengetahui segala rahasiamu yang baik maupun yang buruk, serta senantiasa mengawasimu.” Ketahuilah, sesungguhnya mata adalah pengawas hati dan utusan akal, oleh karena itu peliharalah pandanganmu dari segala sesuatu yang dapat mempengaruhi keimananmu, segala sesuatu yang tidak disukai hatimu karena dapat merusaknya (hati), serta hal yang ditolak oleh akal karena dapat mengganggu.

Sang Nabi suci (Semoga kedamaian tercurah atasnya dan kepada keluarganya) bersabda, “Tundukkan (pelihara) pandanganmu, niscaya engkau akan menyaksikan keajaiban-keajaiban spiritual.”
Allah Ta’ala Berfirman :

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya.”
(Qur’an surah an Nur ayat 30)

Nabiyullah 'Isa (semoga kedamaian tercurah atasnya) berkata kepada para pengikutnya, “Berhati-hatilah kalian dari memandang hal-hal yang dilarang, karena hal itu adalah benih-benih syahwat dan dapat menumbuhkan pohon kefasikan.”

Nabiyullah Yahya (semoga kedamaian tercurah atasnya) berkata, “Lebih baik aku mati daripada terlena dalam menyaksikan hal-hal yang buruk.”


Sahabat Abdullah bin Mas’ud pernah berkata kepada seseorang yang matanya terbelalak ketika menjenguk seorang perempuan yang sedang sakit, “Lebih baik engkau kehilangan matamu daripada melihat seorang perempuan sakit dengan penuh syahwat.”

Setiap kali seseorang memandang hal-hal yang dilarang, maka pada saat itu hasrat buruk terikat dihati dan mengotorinya. Ikatan itu hanya bisa diputuskan oleh dua sebab, yang pertama adalah tangis penyesalan dan bertaubat dengan sungguh-sungguh, atau yang kedua adalah menyadari kesalahan perbuatannya dan menebusnya dengan amal baik. Dan jika orang itu tidak sungguh-sungguh menyadari dan menebus perbuatan buruknya, maka tempat kembalinya adalah neraka. Sedangkan bagi mereka yang bertaubat dengan sungguh-sungguh maka balasannya adalah dimasukkan kedalam taman kebahagiaan, di tempat yang diridhai oleh Allah SWT.
  • rss
  • Del.icio.us
  • Digg
  • Twitter
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Share this on Technorati
  • Post this to Myspace
  • Share this on Blinklist
  • Submit this to DesignFloat

0 komentar:

Posting Komentar